Akar Sejarah Nusantara Sebagai Perintis Ibukota Negara Indonesia
Daftar Isi
Nusantara adalah Ibu Kota Negara (IKN) baru bagi Indonesia yang berkedudukan di Kalimantan Timur yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang IKN dalam rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat 18 Januari 2022. Nusantara memiliki sejarah panjang dalam kehidupan bangsa Indonesia . Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan, Nusantara adalah sebutan nama bagi seluruh wilayah Kepulauan Indonesia. Akar nama Nusantara berasal dari kata nusa yang berarti pulau dan antara yang berarti luar atau seberang. Kata Nusantara telah digunakan sejak era Majapahit pada abad 13 – 15 M yang tercatat dalam Kitab/ Kakawin Negara Kertagama yang ditulis Empu Prapanca. Kata Nusantara akhir-akhir ini telah menjadi perbincangan hangat di masyarakat, karena telah ditetapkan sebagai Ibu Kota Negara Baru.
Arsip Nasional Republik Indonesia sebagai Komite Memory of The World Indonesia bekerja sama dengan Perpustakaan Nasional dan lembaga terkait lainnya menyelenggarakan seminar dengan tema "Nusantara, Nagarakretagama dan Kearsipan Indonesia". Acara diskusi dilakukan secara berani, Rabu, 9 Februari 2022.
Pada kesempatan ini, Imam Gunarto menyampaikan tujuan diselenggarakannya seminar. "Seminar ini bertujuan untuk mensosialisasikan konsep-konsep Nusantara dalam kakawin Negarakertagama, kearsipan Indonesia
sejak VOC sampai sekarang, serta sejarah
Indonesia Modern dan kekinian", tuturnya.
Lebih lanjut Imam Gunarto menambahkan bahwa seminar juga dimaksudkan untuk Mendiskusikan Nusantara dalam perspektif Kebudayaan, Politik, Pertahanan, Spiritual dan lain-lain serta menemukan rumusan Nusantara yang berkesesuaian dengan kebutuhan pembangunan bangsa.
Pada diskusi ini, Panitia menghadirkan empat narasumber yang menyampaikan gagasannya dalam berbagai perspektif tersebut diantaranya Taufik Rahzen memaparkan mengenai Nusantara Mandala Kala Antroposen.Kemudian, Walikota Jenderal TNI Rido Hermawan menyampaikan materi Rencana Perpindahan IKN dalam Perspektif Pertahanan Negara. Pembicara selanjutnya, Eko Sriyanto Galgendu menjelaskan materi mengenai Perspektif Spiritual Kenegaraan dalam Mahanani Nusantara dan Nagarakretagama serta Kearsipan Indonesia. Pemateri terakhir, Prof Yudho Giri Sucahyo, Ph.D. menyampaikan materi tentang Digitalisasi Mahakarya Nusantara. Adapun sebagai moderator, Dr. Kandar, MAP.
Pada kesempatan ini dilaksanakan juga penandatanganan kesepahaman bersama oleh Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Imam Gunarto, Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas), Muhammad Syarif Bando dan Ketua Presidium Jaringan Kota Pusaka Indonesia yang juga Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto tentang Pengembangan Arsip, Bahan perpustakaan, dan Naskah Kuno Kota Berdaya Kota Berbudaya.